Keagamaan Yunani Kuno

Masyarakat yunani kuno menyembah banyak dewa.Politeisme yunani kuno tidak hanya menceritakan mitologi para dewa dan membangun kuil,tetapi juga merupakan salah satu faktor penentu kondisi geopolitik dan budaya masyarakat yunani kuno.Bahkan mempengaruhi agama dan kepercayaan lainnya.Berikut adalah kondisi keagamaan yunani kuno.

Catatan : Artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan edukasi sejarah,tidak bermaksud menyinggung agama dan kepercayaan apapun.

Konsep Dasar dan Struktur Keagamaan

wilayah bangsa Mycenae

Struktur keagamaan dalam politeisme masyarakat yunani kuno memang terlihat praktis dan sederhana,namun sebenarnya jauh lebih kompleks.Konsep dasar politeisme yunani banyak dipengaruhi oleh konsep dan pemikiran dasar politeisme Babilonia.Konsep ini muncul bersamaan dengan munculnya peradaban Mycenaea sekitar 1400 SM.seperti politeisme Babilonia dan Agama Weda (yang kelak melebur menjadi Hinduisme),konsep ini diduga berasal dari konsep keagamaan Indo-Proto Eropa.Konsep tersebut menjelaskan bahwa ada beberapa dewa yang mengatur sifat-sifat alam,seperti tanah,air,udara,petir,dan lain-lain.Hal itu dipadukan dengan perluasan dari konsep politeisme babilonia yang menyatakan bahwa terdapat dewa yang memimpin dewa lainnya,seperti misalnya Zeus sebagai raja para dewa,Indra dalam mitologi Weda sebagai raja para dewa di Nirwana,atau Marduk sebagai dewa terbesar dalam politeisme Babilonia.

Ritual,Kuil dan Peran Keagamaan
reruntuhan parthenon untuk Dewi Athena di Athens

Politeisme yunani kuno mempercayai bahwa semua semua dewa terikat dengan kewajiban untuk saling melindungi satu sama lain,namun memiliki kewenangan masing-masing dalam mengatur dunia.Hal ini dibuktikan dengan adanya epos Titanomakhia yang mengisahkan bagaimana para dewa bersatu melawan Titan,namun dikisahkan pula pada epos Herakles bahwa para dewa pernah berseteru untuk mencapai tujuan masing-masing.Hal ini membuat konsep ritual dan keagamaan politeisme yunani bersifat fleksibel,atau sesuai waktu,kondisi,dan kebutuhan masyarakat.Sebagai contoh,masyarakat yunani kuno akan memuja Poseidon,dewa lautan,apabila saat melaut mereka menghadapi badai.Namun ada beberapa dewa yang dipuja setiap saat oleh masyarakat yunani kuno,seperti Hestia yang merupakan Dewi Rumah Tangga.Kuil kuil yang didirikan umumnya ditujukan untuk satu dewa saja,dan pemuka agama setiap kuil tidak terikat dengan pemuka agama kuil lainnya (misalnya pemuka agama kuil Dewa Zeus hanya akan melayani pemujaan dan permasalahan keagamaan yang berhubungan dengan Zeus saja).Sumber hukum keagamaan politeisme yunani kuno berbentuk kisah kepahlawanan atau epos dan tradisi lisan yang menyebar dari mulut ke mulut.Masyarakat yunani kuno menggunakan epos dan tradisi lisan tersebut sebagai pedoman dalam kehidupan beragama,bekerja,dan moral.

Pengaruh dan Dampak
masyarakat Troya menggiring kuda troya,salah satu penentu kekalahan Troya dalam perang Troya

Politeisme yunani kuno mewarnai kehidupan dalam berpolitik,pendidikan dan ilmu pengetahuan,serta budaya masyarakat.Setiap polis di yunani memuja dewa dan dewi yang berbeda,menimbulkan perbedaan politik.Beberapa konflik antar negara-kota seringkali disebabkan oleh perbedaan pemahaman mengenai dewa yang dipuja.Atau para pemimpin polis mengatasnamakan dewa tertentu untuk mendapat legitimasi kekuasaan yang lebih atas sesuatu,bisa kekuasaan atas wilayah,penduduk,atau harta benda.Perang Troya merupakan contoh dari sebuah konflik yang terjadi karena perbedaan kepercayaan,disamping ekspansi bangsa Mycenae atas Troya.Aleksander Agung dan bangsa Sparta mengklaim bahwa mereka merupakan keturunan Herakles untuk mendapat dukungan memenangkan perang melawan musuh.Aristoteles,tokoh intelektual pada masa yunani kuno yang mendukung Geosentris

Politeisme yunani yang mengisahkan tentang Gaia,Ibu Bumi juga mempengaruhi munculnya pemikiran Geosentris yang bertahan hingga munculnya Heliosentris oleh Copernicus.Politeisme yunani juga mempengaruhi kepercayaan lainnya yaitu Politeisme Romawi.

Komentar

Postingan Populer